My Call, My Committment

Panggilan jiwa itu datang begitu saja bertahun-tahun lalu. Saya bosan dengan ritual ulang tahun yang hanya menghamburkan uang tak berbekas selain kegembiraan sesaat. Kumpul, makan, nyanyi, ketawa-ketiwi, lalu lenyap seiring dengan malam menjelang. Useless. What a waste of money.

Saya terus berpikir, apa yang bisa saya lakukan untuk merayakan bertambahnya usia saya. Setidaknya sesuatu yang bermanfaat bagi orang-orang di sekeliling saya. Lalu saya teringat kebiasaan saya menulis. Saya melihat banyak orang mulai rajin menulis online di blog. Tetapi tulisan mereka seolah-olah hanya sebuah tulisan yang dibuat untuk sekedar menjaga ritme kunjungan pembaca, ataupun menunjukkan bahwa mereka tetap aktif di blog. Tak ada tujuan pasti. Padahal, tulisan di blog sangat ampuh untuk menyebarkan informasi.

Di sebuah komunitas blog semua bermula, di tahun 2006. Diawali dengan kompetisi menulis para blogger, saya mulai meniti tujuan hidup saya ke depan. Saya mulai mengenali panggilan jiwa saya. Dunia tulis menulis, dan segala hal yang berhubungan dengan edukasi publik. Mungkin hanya sedikit orang yang percaya niat tulus saya. Tapi tak apa. Saya dan niat tulus saya adalah sesuatu yang tak memerlukan persetujuan orang lain untuk tetap menjalankannya. Selama saya masih mampu untuk berkiprah pada misi saya, maka semua itu akan saya jalani. Saya beruntung memiliki pasangan yang sangat mengerti dan mendukung visi dan misi saya. Juga para sahabat yang senantiasa mendukung setiap rencana-rencana saya.

Kini, langkah saya semakin mantap untuk terus memberikan karya-karya dan buah pemikiran saya bagi perkembangan kemajuan berpikir generasi muda di sekitar saya. Tak perlu bermuluk dengan rencana-rencana besar, karena semua yang besar juga diawali dengan hal kecil. Dan inilah yang akan saya lakukan untuk tetap konsisten menjalankan misi mengedukasi masyarakat awam hukum.

Di hari ulang tahun saya yang ke 41 pada tanggal 22 Oktober nanti, saya ingin melangkah lebih, bukan lagi sekedar mengadakan kompetisi menulis. 5 buah buku sudah saya terbitkan dari hasil kompetisi menulis yang saya adakan yang semuanya saya dedikasikan untuk para blogger dalam komunitas saya, dan dunia edukasi publik pada umumnya.

Kini, sejalan dengan profesi saya sebagai Konsultan Hak Kekayaan Intelektual, kali ini saya telah mempersiapkan sebuah acara, yaitu : “Dialog Interaktif – Mahasiswa Peduli Hak Kekayaan Intelektual” dengan pembicara tunggal Dr. Bambang Kesowo, SH, LL.M, seorang ahli HKI yang boleh dikatakan merupakan ‘Eyangnya HKI di Indonesia’. Acara ini GRATIS bagi semua mahasiswa yang sudah mendaftar pada panitia pelaksana IPAS Institute yang bekerjasama dengan DPC Permahi Jakarta.

Tak semua hal harus dinilai dengan uang, dan tak semua yang gratis berarti ‘gampangan’. Mahasiswa yang cerdas dan menghargai kemampuan intelektualnya, pasti paham maksud saya.

Saya berharap, kesempatan yang baik untuk menambah ilmu ini dapat dimanfaatkan oleh para mahasiswa, generasi penerus bangsa yang paham betul bahwa melindungi Hak Kekayaan Intelektual mereka adalah hal yang sangat penting.

“Saat kita bicara soal intelektualitas, saat itu pulalah kita berbicara soal kemampuan tertinggi yang membedakan manusia dengan mahluk lainnya yang juga sama-sama memiliki otak tetapi tak dapat mempergunakan otaknya untuk berpikir dan menghasilkan karya-karya yang mengagumkan.”

Komitmen saya tak akan mati. Bagi saya, komitmen adalah sesuatu yang mengalir dalam darah, membuat kecanduan, dan tak ada yang dapat menghentikannya selain diri sendiri. Dan saat ini, saya sedang kecanduan untuk tetap menjalankan misi saya dengan segenap kemampuan yang ada! Salam!

~ by Risa on October 7, 2010.

One Response to “My Call, My Committment”

  1. […] kuat menancap dan siap untuk tumbuh dan menebarkan karyanya dimanapun dia berada. Saya mengenal Risa sudah sejak jaman kuda gigit jari bukan lagi jaman kuda makan rumput. Ulang Tahun buat dia selalu […]

Leave a comment